Jakarta – Pengumuman mengejutkan mengenai pembentukan turnamen sepak bola baru di Asia Tenggara, FIFA ASEAN Cup, yang disampaikan langsung oleh Presiden FIFA Gianni Infantino, menimbulkan pertanyaan besar di kalangan federasi regional, termasuk Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI). Turnamen ini, yang diklaim akan melibatkan 11 negara ASEAN, diumumkan saat KTT ASEAN ke-47 di Kuala Lumpur, Malaysia, pada Minggu (26/10/2025).
Kesepakatan yang diteken oleh Infantino, didampingi oleh Sekjen ASEAN Kao Kim Hourn dan PM Malaysia Dato Seri Anwar Ibrahim, ini mengejutkan banyak pihak mengingat Asia Tenggara sudah memiliki turnamen dwitahunan yang mapan, yaitu Piala AFF atau ASEAN Championship.
Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Arya Sinulingga, menyatakan bahwa hingga kini, PSSI masih berada dalam posisi menunggu dan belum memiliki informasi detail mengenai struktur kompetisi baru tersebut.
PSSI Menunggu Klarifikasi Status Resmi Turnamen
Arya Sinulingga mengakui bahwa informasi yang beredar saat ini masih bersifat umum. PSSI belum dapat memberikan komentar mendalam karena belum menerima penjelasan resmi dari FIFA, AFC, maupun AFF.
“Saya belum dapat informasi mengenai lengkapnya, jadi belum bisa juga komen mengenai FIFA ASEAN Cup itu,” kata Arya Sinulingga di Jakarta Selatan, Selasa (28/10/2025).
Kekosongan informasi ini mencakup beberapa aspek krusial:
- Format dan Sistem Turnamen: Belum ada kejelasan apakah FIFA ASEAN Cup akan mengadopsi sistem seperti Piala AFF, atau format baru yang lebih terintegrasi dengan kalender internasional.
- Jadwal Pelaksanaan: Tanggal pasti dan frekuensi pelaksanaan turnamen ini belum ditentukan. FIFA baru berencana berdiskusi lebih lanjut dengan AFC dan AFF.
Implikasi Krusial: Masuk Kalender FIFA Matchday?
Poin paling penting yang menjadi fokus PSSI adalah status turnamen ini dalam Kalender Pertandingan Internasional FIFA (FIFA Matchday).
Piala AFF atau ASEAN Championship selama ini dikenal sebagai turnamen yang tidak masuk dalam kalender resmi FIFA. Status non-resmi ini selalu menjadi kendala besar bagi Timnas ASEAN, terutama bagi pemain bintang yang berkarier di luar Asia Tenggara, karena klub mereka tidak memiliki kewajiban untuk melepas pemain.
Oleh karena itu, masuknya nama “FIFA” dalam turnamen baru ini menimbulkan harapan besar.
“Apalagi kalau namanya agenda FIFA itu berarti biasanya di jadwal FIFA Matchday, iya kan? Nah, sudah berbeda ini situasinya,” ungkap Arya Sinulingga.
Jika FIFA ASEAN Cup ditetapkan bertepatan dengan FIFA Matchday, situasinya akan berubah drastis. Federasi akan memiliki kekuatan hukum untuk memanggil pemain yang merumput di liga-liga Eropa, Timur Tengah, maupun liga top Asia lainnya. Hal ini secara langsung akan meningkatkan kualitas dan prestise turnamen tersebut secara signifikan.
Tantangan Regional dan Koeksistensi dengan Piala AFF
Pengumuman FIFA ASEAN Cup juga memicu spekulasi mengenai nasib Piala AFF. Pertanyaan besar yang harus dijawab oleh otoritas sepak bola Asia Tenggara dan FIFA adalah:
- Apakah FIFA ASEAN Cup akan menggantikan Piala AFF?
- Atau apakah kedua turnamen ini akan berjalan secara koeksistensi, di mana Piala AFF tetap menjadi turnamen regional non-FIFA, sementara FIFA ASEAN Cup menjadi turnamen dengan grade yang lebih tinggi dan Tier 1 yang masuk dalam kalender resmi.
PSSI, bersama federasi anggota ASEAN lainnya (seperti Malaysia, Thailand, Vietnam, dan lainnya), kini menanti pertemuan resmi dengan FIFA dan AFC untuk mendapatkan penjelasan detail, yang akan menjadi penentu arah strategi tim nasional Indonesia ke depan.
